"Pengendalian" telah pergi...
		
										
						by   
Ike Debylita
 - Friday, April 11, 2014
Pagi itu, Sabtu, 5 April 2014, Batam gak seperti biasanya. Hujan sedari Subuh sudah mengguyur kota yang sedang dilanda kemarau panjang ini hingga pukul 11.00 siang. Udara dingin membuat tubuh ini enggan beranjak dari kasur, mumpung hari libur, gak ada salahnya rasanya jika aku turuti rasa malas ini. 
Ya, hari itu memang benar tidak biasa. Ketika menjelang Maghrib aku mendapat kabar dari Pak Parmo bahwa Direktur aku telah meninggal. Rasanya blank, gak percaya. Butuh beberapa detik rasanya aku untuk menyadari arti dari meninggal itu sendiri. Air mata ini gak berhenti menetes sambil aku mengingat bahwa kemarin di kantor Bapak begitu produktifnya, menjadi Moderator dadakan acara yang diadakan oleh Direktorat Pengendalian Keuangan dan sibuk dengan beberapa Direktur di lantai 6 mengadakan rapat tentang RENSTRA. "Masa iya Bapak udah gak ada??", batinku.
Sebisanya aku menghubungi beberapa teman, mengabarkan berita duka ini. HP ku pun gak berhenti berdering, telpon dari beberapa orang kantor, konfirmasi kebenaran dari kabar duka yang beredar. Rasanya ini adalah kebenaran yang paling sulit untuk aku iya-kan. "Bapak...."...
Sehabis Maghrib aku langsung menuju rumah Bapak. Sedih sekali rasanya aku harus mengunjungi rumah Bapak untuk pertama kalinya dengan keadaan seperti ini. Bapak sudah tidak lagi bisa menyambut kami dengan senyum dan canda khas seperti biasanya.
Rumah itu sudah ramai sekali. Tenda sudah terpasang, kursi sudah tersusun rapi dan hampir penuh. Banyak juga yang memilih untuk berdiri di depan rumah Bapak. Aku langsung masuk ke dalam rumah ketika sampai, ternyata di dalampun sesak dengan para pelayat. Orang-orang silih berganti menyalami Ibu, memberikan ucapan turut berduka cita dan menguatkan Ibu. Surat Yasin pun hingga tengah malam gak berhenti dilantunkan untuk Bapak oleh pelayat.
"Maafin salah suami saya ya...", ucap Ibu pada semua pelayat yang menyalami Ibu. Dan hampir semua pelayat menjawab "Bapak orang baik, gak ada salah", ada juga yang hanya diam. Tapi aku yakin, mereka pun mengamini betapa baiknya Bapak.
Bapak menjadi Direktur Pengendalian Organisasi dan Kinerja sejak tahun 2011. Sosok yang sederhana, penyabar, lemah lembut, lucu, dengan rokok dan kopi hitam yang tidak pernah lepas. "Mbak, maaf mbak, mbak lagi sibuk gak? saya boleh minta tolong....", kalimat itu selalu Bapak ucapkan setiap meminta aku melakukan sesuatu. Kalimat yang tidak pernah berubah dari tahun 2011 hingga hari terakhir aku bertemu Bapak di kantor, 4 April 2014. 
Sungguh, sulit rasanya diri ini untuk percaya Bapak pergi, meski harusnya kami bersiap-siap, karena kematian itu rahasia Ilahi dan bisa datang kapan saja. Ditambah penyakit Diabetes, Jantung, dan yang terakhir Ginjal tidak bisa dianggap remeh.
Darah Jawa begitu kental mengalir ditubuh Bapak. Selama 3 tahun menjadi staf Bapak, Bapak orang yang jarang marah, atau bisa dibilang tidak pernah marah. Kalau pun marah, Bapak biasanya sambil tertawa. Hal yang sama pun disampaikan para Pelayat yang kenal dan pernah menjadi staf Bapak.
Bapak sangat sulit menolak jika ada orang yang meminta bantuan Bapak. Tidak memikirkan bahwa Bapak pernah beberapa bulan terkena struck ringan, hingga rasanya semua mau di handle, sampai-sampai tupoksi kami malah tidak terlalu Bapak sentuh karena banyak mengurusi unit lain. Atau seberat itukah fungsi Pengendalian Organisasi dan Kinerja?
Didalam rumah tangga, Bapak dan Ibu itu romantis. Lembut. Sabar. Penuh cinta. Walaupun Bapak lagi hectic banget sama kerjaan, tapi setiap nerima telpon dari Ibu selalu dengan suara lembut, turun beberapa oktaf. Begitu sederhana, namun sangat bijaksana bukan? Sesederhana rumah Bapak dengan jabatan Direktur, yang masih menggunakan TV tabung didalamnya.
Pak, ruangan Bapak sudah seminggu terkunci rapat. Tidak sanggup rasanya saya membukanya, walaupun hanya sekedar untuk melihat apakah ada barang pribadi Bapak yang harus saya amankan. Aaahhh ~ saya masih belum sanggup :'(.
Darah Jawa begitu kental mengalir ditubuh Bapak. Selama 3 tahun menjadi staf Bapak, Bapak orang yang jarang marah, atau bisa dibilang tidak pernah marah. Kalau pun marah, Bapak biasanya sambil tertawa. Hal yang sama pun disampaikan para Pelayat yang kenal dan pernah menjadi staf Bapak.
Bapak sangat sulit menolak jika ada orang yang meminta bantuan Bapak. Tidak memikirkan bahwa Bapak pernah beberapa bulan terkena struck ringan, hingga rasanya semua mau di handle, sampai-sampai tupoksi kami malah tidak terlalu Bapak sentuh karena banyak mengurusi unit lain. Atau seberat itukah fungsi Pengendalian Organisasi dan Kinerja?
Didalam rumah tangga, Bapak dan Ibu itu romantis. Lembut. Sabar. Penuh cinta. Walaupun Bapak lagi hectic banget sama kerjaan, tapi setiap nerima telpon dari Ibu selalu dengan suara lembut, turun beberapa oktaf. Begitu sederhana, namun sangat bijaksana bukan? Sesederhana rumah Bapak dengan jabatan Direktur, yang masih menggunakan TV tabung didalamnya.
Pak, ruangan Bapak sudah seminggu terkunci rapat. Tidak sanggup rasanya saya membukanya, walaupun hanya sekedar untuk melihat apakah ada barang pribadi Bapak yang harus saya amankan. Aaahhh ~ saya masih belum sanggup :'(.
Pak, terima kasih untuk semua pelajaran melalui sikap. Karena terkadang kata pun tidak cukup mengajarkan, sebab begitu lembutnya  lidah, hingga kadang tidak mampu dipegang. Terima kasih telah menjadi "pengendali" banyak orang.
Al-Fatihah...
Al-Fatihah...
 
.jpeg)