Menikahlah bukan karena lamanya waktu 'pacaran', tapi karena 'kesiapan'
Gak sengaja nguping pembicaraan meja sebelah pas gue lagi nungguin temen di Mall daerah Jakarta Selatan. Biasalah perempuan, isinya curhat. Kali ini curhatnya bener-bener bikin gue pengen duduk disampingnya biar puas gue dengernya. (hehe ngarep...).Intinya penyesalan setelah menikah, padahal mereka sudah pacaran lamaaa banget. Harusnya kan udah saling kenal bukan? Tapi ini malah nyesel. Mana nikahnya juga baru banget.. Katanya sih udah bilang kalo gak mo nikah dari awal, tapi karena sudah terlalu lama pacaran dan takut ya udah deh jadinya nikah juga.. (hehe bingung gue bagian ini, sekaligus penasaran *teteupppp)
Ahhh perempuan, kita itu memang makhluk yang lemah secara fisik jika harus diadu dengan laki-laki, tapi bukan berarti kita tidak bisa memiliki sikap?? Bukan berarti kita tidak bisa tegas untuk jalan hidup yang akan kita pilih?? Kita sama-sama punya hak untuk menentukan pilihan, bahkan dengan siapa orang yang akan hidup sama kita sampai akhir hayat juga bisa kita pilih. Jangan pernah takut. Karena pilihan dalam hidup ini tidak akan ada habisnya. Bahkan untuk meninggal dalam kondisi iman seperti apa pun kita lhoo yang menentukan pilihannya.
Pernikahan itu adalah perjanjian. Bukan hanya perjanjian kita dengan orang tua, tapi lebih daripada itu, adalah perjanjian dengan Tuhan, Sang Maha Pencipta.
Pernikahan itu adalah tanggung jawab. Bukan hanya tanggung jawab dengan orang tua, tapi tanggung jawab kepada Tuhan, Sang Maha Kuasa.
Menikahlah bukan karena lamanya waktu 'pacaran', tapi karena 'kesiapan'. Sebab menikah itu adalah sebuah ikrar yang didalamnya mengandung makna "akan aku tanggung dosa-dosa si dia dari Ayah dan Ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon akan-anakku".
Jika Aku GAGAL?.."maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku". (HR. Muslim)
Duhai para isteri, begitu beratnya pengorbanan suami terhadapmu. Karena saat Ijab terucap, Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yang dibuat oleh manusia di depan RABB-Nya, dengan disaksikan para Malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu.
Gue gak tau siapa yang benar dan siapa yang salah diantara mereka (ya iya lahhh, loe kan gak kenal, cuma nguping doank +.+ ). Tapi jika ada masalah pasti ada yang tidak "pas". Apapun itu, komunikasi adalah strata paling tinggi dari setiap hubungan. Bicarakanlah pakai hati, karena hanya hatilah yang bisa menyentuh hati. Jangan gegabah, teruslah berdo'a, agar Allah memberikan jalan yang terbaik menurut-Nya dan kita menjadi Ridho atas semua yang menjadi ketetapan-Nya.
Gue gak tau siapa yang benar dan siapa yang salah diantara mereka (ya iya lahhh, loe kan gak kenal, cuma nguping doank +.+ ). Tapi jika ada masalah pasti ada yang tidak "pas". Apapun itu, komunikasi adalah strata paling tinggi dari setiap hubungan. Bicarakanlah pakai hati, karena hanya hatilah yang bisa menyentuh hati. Jangan gegabah, teruslah berdo'a, agar Allah memberikan jalan yang terbaik menurut-Nya dan kita menjadi Ridho atas semua yang menjadi ketetapan-Nya.
Perceraian itu memang di-Halalkan, tapi 
sungguh Allah sangat membenci hal tersebut. Sangking bencinya Allah, 
jika ada umat-Nya di muka bumi ini yang menjatuhkan Talak, maka Arsy-Nya
 di langit berguncang dengan sangat hebat. Na'udzubillah :(
 
.jpeg)
0 komentar